photo mantap_zps14c0fdca.gif

Pages

 photo daftar_zps8048412d.png  photo deposit1_zps209127ba.png  photo withdraw1_zps4c103b1b.png

Selasa, 16 September 2014

BERIKUT ANEKA GAYA BERCINTA YANG PAS UNTUK MR P KECIL






Menurut studi yang dilakukan oleh peneliti dari University of the West of Scotland pada tahun 2012, ukuran penis berpengaruh bagi beberapa wanita. Akan tetapi hanya karena seorang suami memiliki penis yang kecil bukan berarti ia tidak bisa memuaskan istrinya.

 Wanita yang lebih memilih penis panjang dalam penelitian tersebut mengatakan lebih mudah mencapai orgasme saat berhubungan seksual. Akan tetapi dengan teknik bercinta yang tepat, penis kecil pun tidak kalah dengan penis yang lebih besar.

 Dikutip dari berbagai sumber pada Selasa (16/9/2014), berikut adalah gaya bercinta yang dapat dilakukan oleh pria dengan penis yang kecil:

1. Gaya Anjing

 Ketika dilakukan dengan sudut yang benar, gaya anjing dapat membuat penis yang kecil terasa besar. Posisikan kepala dan bahu pasangan wanita nyaman di atas bantal dengan pantat mengangkat ke atas. Untuk memperoleh sudut yang tepat, punggung wanita harus melengkung dengan arah pinggul menarik ke kepala.

 Selama penetrasi sandarkan badan ke depan untuk mempertahankan kontak fisik. Hal ini akan membantu pasangan wanita memperoleh puncak kenikmatan lebih cepat.

 Gaya anjing adalah gaya yang paling mudah dan populer dilakukan oleh orang-orang.

2. Gaya Antelope

 Gaya ini adalah varian dari gaya anjing. Baik pria dan wanita harus berlutut di lantai dan bersandar pada sofa atau furnitur lainnya. Lakukan penetrasi dari belakang dan gunakan tangan yang bebas untuk melakukan stimulasi. Stimulasi yang bisa dilakukan dengan tangan bisa bermacam-macam, komunikasikan dengan pasangan stimulasi apa yang bisa dinikmati.

3. Gaya Ular

 Untuk gaya seks ini posisikan pasangan wanita tidur telungkup dengan kaki tertutup. Agar nyaman letakkan bantal di bawah pinggul sampai pantat pasangan wanita naik melengkung ke atas. Dengan lutut tertekuk, perlahan buka pinggul pasangan wanita dan lakukan penetrasi dari belakang.

 Berhati-hatilah untuk menjaga berat badan dari tubuh pasangan selama hubungan seksual. Jika dirasa perlu untuk menahan badan dengan sesuatu, bungkukkan badan sampai bisa menyentuh kasur.

4. Gaya Telinga Kelinci

 Posisikan pasangan wanita tidur telentang. Angkat kaki pasangan sampai lutut dekat dengan telinganya dan selipkan bantal di bawah pantatnya. Saat seks semakin panas mungkin pasangan wanita akan sulit mempertahankan posisi ini. Bantu tahan lipatan pada lutut wanita dengan tangan dari pasangan pria.

5. Gaya Formasi V

 Posisikan wanita tidur terlentang, angkat kaki dengan pria menggenggam pergelangan kaki. Angkat dan rentangkan kedua kaki pasangan sampai membentuk huruf 'V' sebelum melakukan penetrasi.

 Posisi ini membuat penis mudah mendorong lebih dalam ke vagina. Selain itu dengan menempatkan salah satu kaki pada bahu, tangan pria dapat dengan leluasa memberikan stimulasi pada klitoris pasangan wanita sampai orgasme.




Rabu, 03 September 2014

ABC88BET AGEN JUDI TERBAIK | ADEGAN SERU DAN FOTO MESUEM DIBALIK GADIS CANTIK PNS BANDUNG


berikut foto gadis cantik tersebut

Berita panas foto mesum wanita cantik berbaju Pns bandung

Adegan panas dan berita mesum yang dilakukan wanita cantik berbaju pns ini - Dunia maya digencarkan dengan foto atau video wanita cantik yang sedang beradegan mesum bersama seorang pria yang enggan ditunjukkan foto, yang membuat jagat raya atau dunia maya geger,wanita tersebut mengenakan baju pns pemkota bandung.

Foto hot tersebut diungguh dalam sebuah blog yang memang berisikan foto dan cerita panas atau dibilang porna, dalam blog tersebut dijelaskan bahwa wanita cantik dengan tubuh bahenol dan putih bersih yang menggunankan seragam PNS pemkab bandung tersebut berusia kurang-lebih 28 tahun.

Halaman yang berjudul New_ download video bokep Pns cantik kota bandung mesum, ini menampilkan beberapa adegan video bokep, dalam foto tersebut terlihat bahwa wanita tersebut diikat dan menikmati permainan dengan senang hati dan mengikuti permainan seorang pria yang seakan memperkosanya.

Dalam artikel blog terdapat 20 lebih gambar adegan panas wanita yang menggunakan seragam PNS bertulisan pem kota bandung, diantara foto lainnya wanita berambut panjang itu juga sedang pamer kemolekan tubuhnya dengan pakaian yang terbuka.

Lalu apa motif dari wanita tersebut? apa karena ingin terkenal atau sedang membuat sensasi belakang?

Berikut kisahnya ikuti yah :

berikut foto yang tersebar luaskan

Beredarnya foto wanita berbaju PNS cantik yang sedang beradegan mesum itu pun segera mengundang riuh didunia maya, belum diketahui siapa wanita dibalik baju PNS itu termasuk siapa yang mengunggah foto mesum itu kedunia maya.

Penelusuran wartawan masih berjalan, sampai saat ini keterangan pengunguh mengajak warga untuk menyaksikan video panas tersebut, hanya saja saat ini linknya sudah ditutup.

 mantapkan

Dalam serangkaian foto itu, ditampilkan wajah wanita cantik tersebut secara jelas,sedangkan lawan mainnya tidak disorot, beberapa diantaranya bahkan menampilkan pemeran layaknya sedang berselfie namun tetap erotis.


 heboh

Pameran mesum bukan dari pegawai PNS bandung, hal itu dikatakan kepada badan kepegawaian daerah (BKD) kota bandung evi S shaleha saat dikomfirmasi wartawan, kami dapat memastikan bahwa itu bukan pegawai PNS pemkot bandung.

Pihaknya mengaku dan langsung menelusuri kebenaran ihwal pemeran foto hot yang menampilkan adegan intim tersebut. ada sekitar 20 foto dalam sebuah web yang diungguhnya.

Saya engk ngerti kenapa dia melakukan itu,apalagi pakai baju PNS pemkot bandung,yang pasti itu bukan korps kami terangnya ke pada puclik.

cakep tapi ??

beredarnya video dan foto mesum tersebut telah membuat malu kepala badan kepegawaian daerah (BKD) kota bandung, Evi s shalehah memastikan jika wanita beradegan mesum yang menggunakan baju PNS bukan pegawainya,bahkan evi sudah melaporkan hal itu ke wali kota bandung ridwan kamil.




Selasa, 02 September 2014

ABC88BET AGEN JUDI TERBAIK | KISAH SERU DENGAN GADIS DESA YANG LUGU


nani cantik

Cerita hot panas gadis desa yang lugu

Kala itu aku numpang kost di rumah temanku yang sudah berkeluarga, sedang seorang gadis adik temanku kebetulan numpang juga di rumah itu, sebagai pengasuh anak-anak temanku itu, berhubung suami istri bekerja.

Pada awalnya aku memandang gadis itu Nani namanya, biasa-biasa saja, maklum aku walaupun sudah cukup dibilang dewasa (27) tetapi sekalipun belum pernah mengenal wanita secara khusus apalagi namanya pacaran, maklum orang tuaku menekankan menuntut ilmu lebih utama untuk masa depan.

Apalagi setelah aku selesai kuliah dan langsung bekerja, aku merasa berhasil menikmati hasilku selama ini. Itu sekedar background kenapa gadis itu aku pandang biasa saja, karena dia hanya lulus SD sehingga aku kurang peduli bila aku menyadari tingkat pendidikanku sendiri. Namun dari hari kehari Nani si gadis itu selalu melayaniku menyediakan makan, menjaga kebersihan kamarku, dan bahkan mencuci bajuku yang terkadang tanpa aku minta walaupun aku sebenarnya biasa mencuci sendiri, namun adakalanya aku cukup sibuk kerja, sehingga waktuku terkadang serasa di buru-buru. 

Rupanya gadis itu sedikit menaruh hati, tapi aku tidak tanggap sekali. Terlihat dari cara memandangku, sehingga aku terkadang pura-pura memperhatikan ke arah lain.

Sampai pada suatu saat, dimana temanku beserta anak istrinya pulang kampung untuk suatu keperluan selama seminggu, sedangkan adik perempuannya karena harus menyediakan makan setiap kali untukku, tidak diikutkan pulang, sehingga tinggal aku dan si gadis Nina itu di rumah. Rupanya kesendirian kami berdua menimbulkan suasana lain di rumah, dan hingga pada suatu pagi ketika gadis itu sedang menyapu kamarku yang kebetulan aku sedang bersiap berangkat kerja, masuklah gadis itu untuk menyapu lantai.

Sebagai mana posisi orang menyapu, maka saat gadis itu membungkuk, aduhh…, rupanya perh yang sedang bercermin tersapu juga oleh pemandangan yang menakjubkanku. 

Dua buah melon yang subur segar terhidang di depanku oleh gadis itu, dengan sedikit basa basi gadis itu menyapaku entah sadar atau tidak dia telah menarik perhatianku karena payudaranya yang tidak terbungkus BH, kecuali dibalut baju yang berpotongan dada rendah. Dengan tidak membuang kesempatan aku nikmati keindahan payudara itu dengan leluasa melalui cermin selama menyapu dikamarku. 

Menjelang dia selesai menyapu kamarku, tiba-tiba dia dekap perutnya sambil merintih kesakitan dan muka yang menampakkan rasa sakit yang melilit. Dengan gerak refleks, aku pegang lengannya sambil aku tanya apa yang dia rasakan. 

Sambil tetap merintih dia jawab bahwa rasa mules perut tiba-tiba, maka aku bimbing dia ke kamarnya dengan tetap merintih memegangi perutnya sampai ditempat tidurnya. 

Kusuruh dia rebahan dan memintaku untuk diberikan obat gosok untuk perutnya. Segera aku ambilkan dan sambil berjaga dia gosok perutnya dari balik blousenya. Tetapi tiba-tiba saat menggosok lagi-lagi dia mengerang dan mengaduh, sehingga membuatku sedikit panik dan membuatku segera ikut memegangi perutnya dan sambil ikut mengurut juga. 

Dan nampak sedikit agak berkurang rintihannya, sambil masih tetap kuurut perutnya. Kepanikanku mulai hilang dan aku mulai sadar lagi akan keindahan payudara gadis itu bersamaan dengan bangkitnya perasaan gadis itu selama aku urut tadi mulai menelusuk ke tubuhnya merasakan kenikmatannya juga dan dengan tiba-tiba tanganku dipegangnya dan dibimbingnya tanganku ke taman berhiaskan buah melonnya yang subur segar dan aku turuti saja kenikmatan bersama ini untuk mengusap buah melon yang tidak terbungkus itu, dan tanganku terus menelusup diantara buah-buah itu sambil memetik-metik putingnya.

Gadis itu mulai merintih nikmat, dan erangan halus dan memberi isyarat tanganku untuk terus dan terus memilin puting buahnya yang semakin menegang. Baru aku sadari bahwa untuk kali pertama aku merasakan puting gadis yang menegang bila sedang terangsang dengan erangannya yang membuat penisku yang dari tadi ikut mengeras tambah menekan di dalam celanaku yang sebenarnya sudah siap untuk berangkat kerja, namun untuk sementara tertunda. “Eehh… Mas.. gelii.. tapi nikmat, aahh.. eehmm aduuhh nikmat mass..” Posisi dia saat itu sambil duduk membelakangiku, dan tiba-tiba dia menyandar ke dadaku sambil menengadahkan mukanya dan mulutnya mengendus-endus leherku. 

Tanpa buang waktu, mulutku pun kuenduskan ke lehernya dan selanjutnya mulut kami saling berpautan, saling mengulum dan saling menjulurkan lidah dengan penuh nafsu, sementara tanganku terus menyusuri buah-buah yang subur itu untuk meningkatkan kegairahannya, sedang tangan gadis itu mulai hilang kesadarannya oleh kenikmatan itu dengan ditandai kegairahannya untuk melepas kaitan rok bawahannya dan dilanjutkan ke kancing-kancing blousenya.

Kembali kesadaranku tertegun untuk pertama kali aku menikmati keutuhan tubuh seorang gadis yang hanya mengenakan CD-nya. Namun untuk saat itu juga aku terperanjat, “Eiitt, Nina ini sudah jam delapan, aku harus berangkat kerja wahh, aku terlambat”, kataku. Kami saling tertegun pandang dan saling senyum tertahan dan kemudian kami berpeluk cium, sambil aku berkata, “Entar aku berangkat dan aku segera kembali, hanya untuk minta ijin kalau aku ada keperluan yahh, gimana?”. “He.. eh, Mas entar kita terusin lagi ya Mas, tapi janji lho, ehh tapi Mas?”. “Kenapa Nan…” tanyaku.

 “Mas kemot dulu dong buah dadaku, ntar baru boleh berangkat”. Achh lagi-lagi kenikmatan yang tak bisa ditunda pikirku, dengan “terpaksa” aku kemot putingnya dan dengan penuh gairah aku kemot buah dadanya sampai hampir merata bekas kemotan di kedua buah dadanya, sampai-sampai si Nani tak percaya keganasanku. Kami saling melepas pelukan yang seolah adalah kerinduan yang selama ini lama terpendam. 

Kebetulan kantorku hanya beberapa ratus meter dari rumah kost yang aku tempati. Selesai aku menyampaikan alasan yang dapat diterima atasanku, segera aku bergegas pulang lagi. Ketika aku sampai dirumah, yang memang setiap harinya sepi pada jam-jam kerja, maka menambah kegairahanku waktu aku membuka pintu depan yang tidak terkunci, dan langsung kukunci saat aku masuk. Tetapi pintu-pintu kamar tertutup.

Maka yang pertama aku tuju adalah kamarku. Aku buka kamarku untuk ganti baju kerjaku dengan maksud akan ganti baju kaos dengan celana pendek saja. Aku buka baju dan celanaku satu persatu, dan saat aku hanya kenakan celana dalamku, tiba-tiba dari belakang, Nina si gadis itu sudah di belakang mendekapku dan ohh, menakjubkan…, rupanya sedari tadi dia aku tinggalkan, dia tidak lagi kenakan bajunya sambil terus menunggu di kamarku.

Maka kembali kenikmatan pagi itu aku teruskan lagi, dengan saling meraba dan dengan ciuman yang penuh nafsu dan kami masing hanya mengenakan celana dalam saja, sehingga kulit kami bisa saling bergesekan merasakan dekapan secara penuh, sementara kami berpelukan dan mulut berciuman, penisku merasakan keempukan tonjolan daging di selangkangan Nani yang seolah terbelah dua memberikan sarang ke batang penisku.

 Sedangkan dadaku merasakan tonjolan buah dadanya yang lembut dan torehan puting susunya di dadaku. Tanganku bergerak dari punggungnya beralih ke pantatnya yang bulat untuk aku remas-remas, sedang tangannya tetap memegang leher dan kepalaku dengan mulut, bibir dan lidah saling mengulum. Lama kami pada posisi berdiri “Eeehh… mmaas eehh eegh enaak sayang ngg…, teruss, teruss… gelii… egghh eenaak” erangnya yang setiap saat keluar dari mulutnya. 

Kegairahan pagi itu kami lanjutkan di lantai kamarku untuk saling berguling dan tetap saling peluk menaikkan gairah petting kami yang pertama kali di lantai kamarku. Maklum kamar indekost dengan tempat tidurku yang seadanya dan pas-pasan yang pasti kurang pas untuk kegairahan petting yang memuncak di pagi itu. 

Dengan leluasa tangan kami saling bergerak ke buah dada, penis, puting dan satu hal selama ini yang jadi obsesiku adalah keinginan yang terpendam untuk mengemot puting bila melihat buah dada wanita yang sedemikian montok dan menggairahkan, maka aku tumpahkan obsesiku pada kenikmatan pagi itu untuk pertama kalinya. “Mass sayang terruss kemot pentilku.. mmaass gelii, geelii,… eehm Mas nikmat.. terus jilatin pentilku teruss aku peengin di jilatin terus pentilku..”. Dengan penuh gairah pertama aku puaskan menjilati putingnya yang aku rasakan semakin menegang dan demikian juga dengan penisku, sambil aku gesek-gesekkan ke tonjolan daging di selangkangannya. 

Aku kembali agak kaget ketika batang penisku merasa basah saat aku gesekkan di tonjolan daging selangkangan Nina yang masih memakai CD, yang bahkan penisku sendiri belum mengeluarkan cairan sperma. Maka sambil mulutku mengemot dan menjilati puting susunya, tanganku mencoba meraba selangkangan Nina diantara belahan daging, namun tiba-tiba dia memekik “A’aa ehh jangan dulu Mas nggak tahan gelinya”. Maka sementara aku lepaskan kembali dan tangan ku kembali meremas buah dadanya sambil memilin-milin putingnya “Mass… he’eh begitu kemotin pentilku teruss.., susuku diremass-re’eemas… e’eenak eeh… ehghhm… yangg geli…”. Penisku terus aku gesek-gesekkan dicelah selangkangan Nina, “eeh,,eehh… eehh… eehh… eeheh… eh”. Demikian lenguhannya setiap aku gesek selangkangannya. “Mas… tarik CD-ku dan lepaskan celanamu…”, sampai pada ucapan Nina tersebut maka sementara kami lepas pergumulan itu sambil aku dengan ragu dan deg-degan menarik pelan-pelan CD-nya yang masih dalam keadaan telentang sementara aku duduk dan dia mulai angkat kakinya ke atas saat CD-nya mulai bergeser meninggalkan pantatnya, sambil terus kutarik perlahan-lahan dengan saling berpandangan mata serta senyum-senyumnya yang nakal, maka aku dihadapkan dengan sembulan apa yang disebut clitoris yang ditumbuhi rambut-rambut halus sedikit keriting dan bllaass, lepas sudah CD-nya tinggalah celah rapat-rapat menganga semu pink dan semu basah dengan sedikit leleran lendir dari lubang kenikmatan itu.

 “Nin.. kenapa sih” tanyaku nakal, “Apanya… Mas” sahutnya sambil senyum, “Kalau dikemot-kemot payudaranya sama pentilnya tadi”. “Aduh rasanya geli banget, rasanya kaya mau mati saja tapi nikmat iih geli”. “Enggak sakit dikemot dipentilnya tadi” tanyaku, “Enak.. Mas, rasanya pingin terus, kalau sudah yang kiri, terus pingin yang kanan, rasanya pingin dikemot bareng-bareng sama mulut Mas.

Terus di liang kewanitaanku jadi ikut-ikutan geli nyut-nyutan sampai aku eeghh.. hemm gimana yach bergidik. hhmm” akunya. “Terus pingin lagi nggak dikemot-kemot?” tanyaku penasaran. “Iiih… Mas nakal, ya.. Pingin lagi dong”, sambil tangannya merayap ke selangkanganku yang masih pakai CD, memencet penisku yang menonjol dan juga meremas. “Kalau adik Mas rasanya gimana tuh kalau kupegang-pegang gini?, geli nggak?” keingin-tahuannya besar juga.

 “Sama nikmat rasanya, pengin terus dielus-elus sama Nina terus, geli eh-eh… eh” dengan penasaran dia mengesek-gesek pas lubang penisku, jadi geli rasanya. “Kalau ininya dipegang-pegang gini gimana Mas?” sambil dia pegang dan raba-raba buah pelirku.” Yah nikmat juga” tegasku sambil aku elus-elus pahanya yang tidak begitu putih tapi mulus. “Eh.., Mas tadi kutipu, pura-pura sakit, habis Mas kelihatannya cuek saja”, sambil dia senyum nakal menggoda.

Brengsek juga nih anak batinku, nekat juga ngerjain aku. “Mas.. selama seminggu ini kita hanya berdua saja dirumah, terus gimana enaknya Mas?” tanyanya sambil iseng meremas-remas penisku yang tetap tegak sedang aku memilin-milin puting susunya yang juga tetap tegang, “Kita kelonan terus saja seminggu ini siang ataupun malam”. Kebetulan kerjaku selama ini hanya sampai jam 14.00 sudah pulang. 

Dia menggoda “Terus nanti kalau kelonan terus Mas nanti nggak ada yang nyediain makan gimana dong”. “Yah nggak usah makan asal kelonan terus sama Nina entar kenyang”. Dia bangkit dan memelukku erat-erat dan diciuminya bibirku sambil lidahnya dijulurkan ke kerongkonganku.

Sambil melepas dia berkata “Mas kita kelonan lagi yuk sampai sore, terus nanti mandi bareng”. Tanganku mulai mengelus clitorisnya dan mulutku terus mengulum bibirnya dan kembali dia telentang di lantai dan aku mulai menindihnya “Mas.. kalau gini terus aku rasanya mau pingsan kenikmatan eehh… M eghhmm… aduuh… nikmat Mas di memekku.. geli rasanya teruuss eeghh… eghh”. Dan aku rasakan clitorisnya semakin basah, dan dengan lahapnya jari tengahku aku cabut dari clitnya untuk kujilati jariku dan aku rasakan nikmat gurihnya lendir seorang perempuan pertama kalinya. “Eeehh.. eennak… aahh.. aahh uuhhgg uughhg uuhh… ehhehh” saat jariku kembali menelusup kedalam lubang clitorisnya.

Lenguhan mulutnya dan dengus napasnya menaikkan gairahku yang kian meningkat tapi aku ragu untuk menuruti naluriku mencoba memasukkan penisku ke lubang senggamanya. 

Maka sementara aku tahan walupun penisku pun juga sudah semakin basah oleh lendirku juga. Aku mulai merayap kebawah selangkangannya dan mulutku berhadapan dengan clitorisnya tanpa dia sadari karena matanya terpejam menikmati gairah yang dirasakan, saat lidahku mulai menjilat lubang clitorisnya, kembali dia terpekik “aahhuughh huu… hu… egghh aduh… eggh nikmat, aduhh aku gimana nih Mass aahh aku nggak kuat, Mass… Mas.. eghh.. egh hhgeehh… Mas.

” sambil dia aku perhatikan pantat, paha, perut dan kakinya seolah kejang seperti kesakitan tetapi aku sangsi kalau dia sakit, dan malahan kepalaku dia tekan kuat ke selangkangannya sambil terus berteriak “hehehggheh ahh… ehhehh… huhh… mass… aku.. akuu rasanya… eghh” dan dia bangkit sambil menarik CD-ku yang masih aku kenakan, dan blarr, penisku menantang tegak “Mas masukkan Mas.. eeghheghh” dan dia angkat kakinya sambil telentang dia bentangkan lebar selangkangannya sambil tangannya membimbing penisku memasuki clitorisnya. 

“Mas.. kocok Mas eghh Mas yang dalam… kocok terus selangkanganku aduhh eghh Mas enakk”. Sambil menekuk kaki, sementara tanganku sebagai tumpuan dan dengan berat tubuhku aku tindihkan dan kuamblaskan penisku ke lubang yang sedari tadi sudah menunggu, dan aku rasakan sedotan lubang yang sangat kuat pada batang penisku yang rasanya dikemot-kemot. “Eehhgehhg… teruss. 

teruss Mas… maass nikmat kocok terus aduuh rasanya aku nggak kuat mass ada yang keluar eghh.. eeghh. eehhgg aduuhh.. mass…” “ahhgg-agh… Nani aku aduh egghh, Nani rasanya memekmu ngemot eghh eehhmm… nikmat… terus sedot” “Mass nikmat… sekali nikmat… dalam sekali. 

Aahh aduh… hhaghhah Mass.., aku mau keluarrr”. “Aku juga Nan… ahhgh aku sudah mau keluar.. ahgghhah”. Dan aku cabut penisku saat dia demikian bergetar dan menyedot sedot penisku sehingga aku tak tahan lagi untuk menyemburkan spermaku dan saat itu aku merasa dia terlepas dari penisku, dia bangkit dan menyongsong batang penisku dengan mulutnya menyambut semburan spermaku sambil tangannya menggosok lubang clitorisnya, ditimpali dengan lenguhannya yang tidak beraturan dimulutnya “Cppokklep.. plekk.. clepk.. clkek.. cslckek” bunyi mulutnya mengemot dan menyedot penisku.

sementara aku terasa bergetar dan tenagaku berangsur-angsur lemas, sampai dia menjilati sisa sperma pada penisku dengan bersih. Sesaat kemudian aku tidur ditempat tidurku siang itu kelonan berdua yang tidak terasa telah jam 3 sore, dan baru kemudian bangun dengan badan terasa agak pegal. 

Kami kembali berpagut lama dengan saling rabaan dan remasan masih dalam keadaan tanpa busana. Akhirnya kami mandi bersama dengan air yang sebelumnya kami. Itulah pengalaman pertama kaliku menikmati hubungan seks dengan seorang gadis kampung bernama Nani.



Senin, 25 Agustus 2014

ABC88BET AGEN JUDI TERBAIK | ( SEKSKU DIMASA PUBER )



Pertama kenalkan nama saya Sebastian (nama samaran), saya bekerja di salah satu perusahaan swasta di ibukota Jawa Tengah. Usia saya 27 tahun dan belum menikah. Sejak membaca artikel yang ada di 17tahun.com, saya tertarik untuk membagi pengalaman saya dengan pembaca yang lain. Tentang wanita yang saya sukai, saya lebih menyukai orang Indonesia asli dan bahkan saya sering mengamati pembantu- pembantu yang ada di sekitar rumah saya tinggal dan juga wanita-wanita yang usianya lebih tua dari saya.

Kisah ini berawal 6 atau 7 bulan yang lalu, saat itu saya bermaksud menjemput pacar saya di rumahnya, namun sesampainya di rumahnya ternyata kosong, hanya ada pembantu bernama S yang ada di rumah. S yang berusia jauh lebih tua dari saya ini bertubuh kecil, hitam, berparas cantik dan mempunyai bentuk payudara yang menarik (walaupun kecil tapi bentuknya tegak ke depan).

Saat itu saya menunggu pacar saya pulang dari kerjanya, kemudian S minta tolong saya untuk mengangkat meja ke ruangan sebelahnya bersama dengannya. Untuk mengangkat tentunya kami harus membungkuk, dan pada saat itu S yang menggunakan pakaian batik membungkuk untuk mengangkat meja tersebut di hadapan saya. Saat itulah saya menyaksikan dua bukit kembar yang bergantungan di dalam BH berwarna hitam. Secara refleks, ‘adik’ saya langsung bangkit dan saya terus memperhatikan pemandangan tersebut sampai akhirnya S menyadari bahwa saya sedang memandangi payudaranya. Secara refleks S langsung menutup pakaiannya itu dan tersipu malu. Saya bersikap pura- pura tidak mengetahui kejadian tersebut.

Itulah awal dari cerita ini. Sejak saat itu apabila ada kesempatan S memperlihatkan payudaranya di depan saya, entah waktu dia sedang mengepel lantai atau sedang membungkuk selalu dengan secara sengaja dia memperlihatkannya di depan mata saya. Dalam pikiran saya sudah berkecamuk pikiran untuk dapat meremas payudara tersebut, namun kemudian rasa khawatir muncul lagi karena dia adalah pembantu yang bekerja di tempat pacar saya, bagaimana nanti kalau sampai ketahuan?

Persisnya, hari Sabtu bulan Oktober saya ke rumah pacar saya lagi untuk mengambil barang yang tertinggal di sana (pada waktu itu pacar saya dan keluarganya sedang ke kota S untuk acara pernikahan keluarga). Otomatis pada saat itu di rumah pacar saya hanya ada S seorang diri, saya pun segera masuk ke ruangan di mana saya meninggalkan barang saya. Kemudian saya bermaksud untuk segera pulang dan memanggil S untuk membukakan pintu bagi saya. Namun setelah saya panggil berulang kali tidak ada jawaban, saya beranikan diri untuk menuju kamarnya untuk memanggil dia.

Pada saat saya sudah berada di depan kamar dan berusaha mengintip ke dalam kamar, saya melihat dia sedang melepaskan baju atas yang dipakainya sehingga hanya memakai BH warna hitam dan rok warna coklat. S agak terkejut melihat saya sudah berada di depan kamarnya dan langsung berusaha untuk menutupi bagian depan dari tubuhnya. Saya yang sudah terlanjur di depan kamar pun tidak kalah kagetnya melihat S dengan pakaian yang minim. Kami saling berpandangan dan tanpa dapat berkata apa-apa satu sama lain.

Akhirnya saya beranikan untuk maju dan mencoba untuk menyentuh payudaranya, ternyata S hanya diam saja, sehingga akhirnya saya peluk dia dari belakang (bau tubuhnya sangat wangi karena kelihatannya S habis mandi dan keramas). Kedua tangan saya secara otomatis terarah ke payudaranya yang masih tertutup BH hitam, saya coba mengelusnya dan saya berusaha memasukkan tangan saya ke dalam. Ternyata sesuai dugaan saya, putingnya sudah mengeras dan memanjang. Saat saya pilin, S mengeluarkan suara, “Ah.. ah.. ahh…” sehingga menimbulkan rangsangan yang hebat bagi saya.

Saya terus memilin putingnya sambil menciumi tengkuknya dari belakang. Adegan tersebut berlangsung selama kurang lebih 5 menit, kemudian S melepaskan tangan saya dari payudaranya dan berbalik menghadap saya, kaos yang saya pakai mula- mula dilepaskannya, kemudian menyusul celana pendek yang saya pakai sehingga sekarang saya tinggal menggunakan celana dalam saja dengan gundukan di tengah yang cukup besar. Gundukan tersebut dielus dengan gerakan tangan yang sangat merangsang sehingga rasanya penis saya sudah berdenyut-denyut.

Kemudian setelah puas dengan elusannya, S melepaskan celana dalam saya dan berkata, “Untuk ukuranmu kontolmu cukup gede juga ya..” sehingga tampaklah penis saya yang sudah tegang.
Dengan posisi berjongkok, S terus mengocok penis saya dan kemudian memasukkan penis saya ke dalam mulutnya. Perasaan saya semakin berdebar- debar, apalagi ditambah dengan kenikmatan kuluman penis saya di mulut S. S masih terus mengulum penis saya dan kadang ditambah dengan meremas payudaranya sendiri.

Setelah kurang lebih 10 menit, saya angkat dia sehingga sekarang dalam posisi berdiri. Saya tidurkan dia di ranjang dan saya mulai menciumi dia di wajahnya, kemudian dilanjutkan dengan berpagutan, lidah kami saling memasuki mulut masing-masing, sehingga menambah gairah kami. Kemudian ciuman mulai saya turunkan ke arah leher dan payudara. Melihat puting yang tegak menghadap ke atas itu saya menjadi gemas dan segera saya kulum dan saya gigit dengan pelan, S kelihatan sangat terangsang, terlihat dari gerakan-gerakan dia yang mulai tidak teratur dan napasnya yang tersengal- sengal.

Putingnya masih saya gigit sampai 5 menit kemudian, dan tangan kanan saya mulai menuju ke bagian bawah. Rok yang masih digunakan saya minta untuk dilepas sehingga sekarang tampaklah celana dalam warna hitam dengan bentuk yang sangat kecil, sehingga menambah rangsangan bagi saya. Tangan kiri saya masih sibuk memilin putingnya, sedangkan tangan kanan saya mulai bergerilya ke bagian dalam celana dalamnya.

Begitu memasuki celana dalamnya, terasa ada rambut- rambut keriting yang sudah sedikit basah, saya coba gosok- gosok terus bagian tersebut sambil saya pilin putingnya.
S terus mendesah, “Ah… shh… shhh… enak sekali Mas..! Yang lebih cepat..!”
Saya tingkatkan gosokan tangan kanan saya di vaginanya.

Dan setelah beberapa saat saya berhenti, S yang kelihatannya hampir orgasme melihat saya dengan wajah kecewa. Tapi kemudian saya segera mengangsurkan mulut saya ke vaginanya setelah sebelumnya celana dalamnya saya copot. Tampaklah bagian V yang sangat indah, bulu-bulu kecil keriting dipotong dengan rapih mengikuti jalur V- nya. Saya segera menciumi bagian tersebut(sebelumnya saya merasa jijik untuk mencium vagina cewek) dan saya menuju ke daerah klitorisnya, saya temukan klitorisnya dan saya jilati dengan lidah saya dengan cepat.
S semakin tidak karuan. Menggelinjang ke sana kemari dan mengeluarkan suara- suara yang semakin keras.

“Lebih cepat Mas, lebih cepat..! Ah.. shh.. saya ndak tahan udah mau keluar..!”
Mendengat itu saya semakin bersemangat untuk menjilati klitorisnya sambil kadang meremas payudaranya. Tidak lama kemudian akhirnya menyemprotlah cairan kenikmatan dari lubang vaginanya dan S kelihatan sangat puas sekali.

Setelah itu S duduk dan saya diminta untuk tiduran di ranjangnya, dengan sangat seksi dia mulai menciumi dada saya, perut saya dan akhirnya sampai jugalah ke penis saya yang sudah ereksi sedemikian hebat. S mulai mengulum lagi penis saya, mula-mula dengan pelan namun lama kelamaan semakin bertambah cepat sehingga saya merasakan akan ada sesuatu yang muncrat dari penis saya.

“S saya mau keluar nih..! Ah..!”
S kemudian mengeluarkan penis saya dari dalam mulutnya dan mengepitkan penis saya di antara kedua dadanya. Dengan gerakan naik turun S mengocok penis saya dengan kedua payudaranya. Akhirnya pertahanan saya jebol juga.

“S.., saya keluar, ah..!”
Rasanya seperti terbang ke awang- awang, nikmatnya penis saya dipegang oleh cewek (biasanya saya hanya melakukan onani sambil melihat gambar atau film BF).
Setelah itu kami berbaring di ranjang karena kelelahan. S bercerita ke saya bahwa dia sudah lama ingin melakukan hubungan seks dengan saya, apalagi setelah dia bercerai dengan suaminya. Sambil bercerita, tangan S mulai meraba penis saya lagi sehingga mau tidak mau penis saya kembali tegak menantang.

Melihat itu S berkata, “Saya masukkan ke memekku ya Mas..? Mas mau di bawah atau di atas?”
Saya jawab saya di bawah saja, jadi dapat melihat dan meremas payudaranya.
S berkata, “Mas kok nakal sih..? Ntar kan sakit..!”

Kemudian S mulai bangkit dan pelan- pelan ke atas saya dan memasukkan penis saya ke dalam lubang vaginanya. Mulanya terasa seret sekali, namun akhirnya dapat juga penis saya (ukuran nya tidak terlalu panjang mungkin sekitar 14 cm saja) memasuki liang senggamanya. S mulai menggoyang pinggulnya di atas saya dan saya mulai merasakan kenikmatan itu. Saya sudah membayangkan kenikmatannya waktu melihat film BF, namun saya tidak berani mempraktekkannya.

Goyangan pinggul S membuat payudaranya tergoncang-goncang ke kiri dan ke kanan. Saya yang berada di bawahnya sangat terangsang melihat hal itu, tangan saya mulai meremasnya.
“S susumu kok bagus banget toh, belum pentilnya yang gede banget (waktu itu putingnya sudah dalam ukuran maksimal dan warnanya merah sekali, mungkin karena saya gigit tadi)”
Semakin lama goyangan S semakin cepat dan S sudah mendapat orgasmenya yang kedua.
Setelah itu kami berganti posisi, saya duduk di ranjang dan dengan posisi berhadapan saya minta S memasukkan penis saya ke lubang vaginanya.

“S cepet..! Aku udah ndak tahan nih..! Pentilmu gede banget..!” (bagian yang paling menarik saya dari tubuh wanita adalah payudara, terutama putingnya)

Kemudian S menggiring penis saya masuk ke dalam lubang vaginanya, saya mengeluarkan desahan tersebut dan juga S secara bersamaan juga mengeluarkan terus desahan-desahannya.
Goyangan yang kami lakukan semakin bertambah cepat. Sambil saya remas payudaranya, saya mencium mulutnya. Kami terus saling berpagutan sambil menggoyangkan pinggul masing- masing. Setelah 10 menit, saya merasa saya sudah mau sampai lagi.

“S aku udah mau keluar lagi nih..! Dikeluarin di dalam atau di luar..?”
“Di dalam aja, tunggu sebentar ya, aku juga mau keluar nih..! Ah.., sh..!”
“S aku udah ndak tahan nih..!”
“Aku juga Mas, ah..!”
Akhirnya pada saat bersamaan kami mengeluarkan cairan kenikmatan kami bersama-sama di dalam lubang vagina S. Setelah itu S mengeluarkan penis saya dari lubang vaginanya dan membungkuk untuk menjilati penis saya dan membersihkannnya sampai sisa-sisa sperma kami bersih luar biasa sekali nikmatnya dan ini kami lakuka berulang-ulang.

Itulah cerita mesum dewasa yang saya maksutkan tadi karena cerita ini saya rasa sungguh sangat menarik seperti cerita dewasa yang lainnya, dan sekali lagi saya tekankan kepada anda semua cerita ini hanya untuk bagi anda yang sudah dewasa apabila anda masih dibawah umur saya harap untuk segera meninggalka artikel ini .

Sabtu, 23 Agustus 2014

ABC88BET BANDAR BOLA TERPERCAYA | AGEN JUDI TERBAIK | KISAH SERUKU BERSAMA GADIS KENALAN, AWALNYA AKU TAK TAU


tinah

Awalnya aku tak tau.......

Cerita ini berawal pada saat pertama kali aku menginjakkan kaki di kota Bandung, pada saat itu aku dipindah tugaskan dari Surabaya (tempat tinggalku semula bersama orang tuaku) ke Bandung. 

Di Bandung aku tidak memiliki sanak saudara maupun kenalan. Sebenarnya perusahaan memberikan sebuah rumah dinas untukku namun karena lokasi rumah tersebut tergolong sepi jadi aku tidak menerimanya. Kini aku mengontrak sebuah rumah sendiri yang tidak jauh dari kantorku. 

Rumah kostku berada disebelah salon kecantikan, pokoknya pas deh soalnya banyak cewek-ceweknya. Diantara sekian gadis yang bekerja di salon itu ada yang kusuka, namanya Mila dan kebetulan dia adalah pemilik salon tersebut dan usianya 2 tahun diatasku namun bila begitu Mila selalu memanggilku dengan sebutan “Mas”. Salon tersebut sekaligus tempat tinggalnya dan dia tinggal hanya seorang diri.

Mila adalah seorang gadis yang bertubuh sexy, kulitnya putih mulus, rambutnya panjang terurai, bibirnya imut-imut dan yang tak kalah menarik buah dadanya yang begitu montok yang ku tafsirkan sekitar 36b sehingga serasa mengoda birahiku ditambah lagi dia selalu memakai pakaian ketat nan sexy. Seperti biasanya setiap aku pulang dari kantor sore menjelang malam pasti aku selalu berpapasan dengan Mila karena setiap harinya aku selalu lewat depan salonnya disamping rumahku.

Dia selalu mengedipkan matanya kepadaku sambil sambil berkata, “Hai ganteng baru pulang ya”, dan seperti biasanya juga aku meberikan kecupan melambai sambil tersenyum.

Tak jarang aku selalu melamun sendiri sambil memikirkan Mila si gadis ayu nan sexy itu, terlebih lagi saat aku pulang kantor dan mandi sampai peniskupun menegang hingga memuntahkan sperma. Kini tibalah saat yang tak terlupakan seumur hidupku, malam itu sekitar jam 9 Mila datang kerumahku.

Ia minta tolong, katanya, “Mas Irza, tolong donk ke rumah Mila sebentar”.
“Emang ada apa, La”.
“Lampu kamar Mila putus, tolong pasangin donk dengan yang baru soalnya Mila takut masang sendiri, ntar kesetrum”.
“Ah masa kesetrum aja takut, emang Mila nggak pernah kesetrum ya..”. Aku sekedar bercanda.

“Tolong donk Mas Irza, sebentarr aja”. Mila mengajakku seperti merengek sambil menarik tanganku dan tanpa sengaja buah dadanya yang montok itu menempel di lenganku yang seketika itu pula membuat darah kelelakianku seperti mendidih, namun aku masih dapat menahannya.

“Ok deh.. ntar ya, Mas pake celana dulu”. Kebetulan saat itu aku hanya menggunakan kaos dan kain sarung.
“Alahh.. deket aja pun, ngapain sih ganti-ganti segala, emang mau ke pesta”.

“Hmm.. ayolah”.
Kemudian pada saat baru didepan rumahku setelah mengunci pintu rumahku, aku melihat sepertinya salonnya sudah tutup padahal setahuku biasanya jam 10 salonnya baru tutup.
“La, kok cepet amat salonnya tutup?”
“Ya tadi anak-anak permisi tadi katanya ada urusan”.
“Ohoo.. jadi kita hanya berdua donk ntar di rumah kamu, wah asyik nih”. Seketika itu juga tiba-tiba terlintas pikiran kotor di benakku.

“Hmm.. awas ya”. Dia berkata sambil mencolek pipiku.
Kemudian akupun tersenyum sambil kami melangkah menuju rumahnya, dan setelah sampai di rumahnya Mila langsung mengajakku kekarmarnya untuk memasang lampu kamarnya. Ternyata disitu dia telah menyediakan tangga agar memudahkanku untuk naik dan memasang lampu tersebut. Maka akupun naik ke tangga itu sambil Mila menyenter ke atas untuk menerangi pandanganku ke langit-langit tempat lampu yang akan dipasang.

Karena pada saat itu aku menggunakan sarung, maka pada saat naik memang tidak ada masalah namun pada saat mau turun tiba-tiba sarungnya nyangkut dan tanggapun mulai goyang, untung saja Mila memegang tangga tersebut sehingga tidak masalah, namun kain yang kugunakan terus merosot sampai ke kaki sehingga CD ku kelihatan dan Mila menyaksikan hal tersebut dan dia tertawa.
“Hihi.. Gede juga punya kamu ya”.

Lantas aku cepat-cepat turun dari tangga dan kugunakan kembali sarungku.
“Asik ya liat yang gede-gede.. emang kamu naksir ya sama yang gede-gede, pengen rasain nih”. Aku berkata sekedar gombal.
“Mau donk”
Kukira semula ucapan Mila hanya main-main saja, namun tiba-tiba setelah menghidupkan lampu yang baru aku pasang tadi lantas ia mendekatiku dan kemudian menari-nari erotis menggoda di depanku.

“Emang kamu aja yang punya gede Mila juga juga punya nih”
Dia terus menari-nari di depanku sambil meremas-remas dengan lembut payudaranya sendiri, dan tiba-tiba secara spontan kucoba untuk menyentuhnya, dan spontan juga dia menghindar, lantas aku hanya menggaruk kepala.

“Aku pulang aja ah, dah malam”.
“Segitu aja udah nyerah mau nggak..?”.
Dalam hati aku berkata, “Wah, nih cewek kayaknya nantang apa ngetes nih, soalnya mau kusentuh tadi kok malah menghindar”. Lantas aku berkata padanya, “Kamu serius nggak nih..”
“Sapa takut.. kemari donk sayang, kita habiskan malam ini hanya berdua”.

Langsung saja aku mendekatinya dan kupeluk dia lantas kucium bibirnya dan sarungku pun dengan sendirinya merosot ke bawah namun aku tidak memperdulikannya lagi. Satu persatu pakaian Mila aku lucuti dan saat kubuka bajunya diapun membuka bajuku hingga akhirnya kami berduapun bugil. Terus kucium bibirnya sambil memainkan lidah. Kemudian aku menikmati pemandangan seluruh tubuhnya sambil meraba-raba sekujur tubuhnya.

 Aku sangat mengagumi payudaranya yang sangat montok dan padat itu. Tampaknya Mila tahu aku memandang buah dadanya dengan mata tak berkedip. Lalu dengan cekatan ia menarik kepalaku ke arah bukit kembar itu, aku langsung menghisap …
 putingnya yang masih berwarna coklat muda itu, Mila mendesah keras. Aku mencoba segala keahlianku dalam memainkan putingnya.Kuhisap dan kumainkan dengan lidah, sambil membenamkan wajahku dan memutar-mutarnya, Mila kelihatan sangat menyukai permainanku. Selang beberapa lama, dia menarik wajahku yang masih asyik mempermainkan putingnya, kemudian mendorongku agar keranjangnya. Mila mulai menciumi leherku, lalu telingaku. Desahannya makin jelas dan makin merangsangku. 

Kemudian ciumannya mulai turun kearah puting ku, dan turun terus hingga kepusar, lidahnya sempat singgah disana, sehingga makin membuatku bernafsu mengharapkan kulumannya kearah penisku, akhirnya dia mulai menjilati seluruh batang penisku.Dihisapnya kuat-kuat batang penisku sehingga membuatku menggelinjang, geli dan nikmat. Lalu dia mempermainkan penisku dengan lidahnya. Aku berusaha bertahan agar tidak menggerakkan penisku. Takut kalau dia tersedak. Akhirnya aku tak tahan hingga mendoronkan penisku agar melesak lebih dalam kekulumannya. Dia agak kaget dan hampir tersedak, kemudian mundur.

“Sori La, aku ngga tahan untuk ngga bergerak, habis nikmat sekali”.
“Ngga Papa kok Mas. Punya Mas sih, yang kepanjangan, Mila belum terbiasa yang segini panjang”.
Mendengar ucapannya dalam hati aku berfikir, “Wah, nih cewek berarti dah sering juga nih”.

Kemudian Mila melepaskan kulumannya dan kali ini terasa kedua payudaranya menindih batang penisku, ia menggesek-geseknya sambil memandangiku sambil tersenyum penuh nafsu. Tak tahan dengan permainannya maka perlahan Mila kudorong hingga duduk di pinggir ranjang lalu kedua pahanya kupegang dan di kangkangkan dan kudorong ke atas sehingga lubang vaginanya menganga dan memerah begitu menggiurkan, aku segera merapat diantara kedua kaki Mila dan kugenggam penisku yang sudah berdiri tegak itu lalu kuarahkan masuk ke lubang vaginanya.. achh.. kepala penisku mendesak masuk diantara bibir kemaluannya.. terus kudorong dan.. blass.. batang penisku meluncur masuk kerongga vagina Mila yang begitu hangat dan setengah basah.

Mila menggeliat sambil menggeser tubuhnya ke ranjang dengan tangan yang merentang sedang akupun terus merapat ke tubuh montok itu terutama bagian bawah tubuhku hingga terasa bulu-bulu jembutku bergesekkan dengan bulu-bulu jembutnya yang sama-sama tumbuh lebat. Batang penisku terasa tertelan penuh dalam ronga vagina Mila, dan akupun mulai memaju mundurkan penisku. Setiap gerakan maju kutekan kuat-kuat hingga Mila mendesah dan menggelinjangkan tubuhnya yang montok itu.

Selagi terus memainkan penisku dalam liang vagina Mila, kedua tangan Mila memegangi kedua pahanya dan makin ia rentangkan sedang aku memegang kedua payudaranya yang super size dengan kedua tanganku dari sisi pinggangnya sedang mulutku mengemoti kedua puting susunya yang amat mengeras. Mila meronta keenakkan sambil merintih dan mendesah. Kemudian diapun menggerakkan pantatnya makin cepat, ia begitu menikmati kocokan penisku dalam liang vaginanya, ia makin menggila menggerakan tubuhnya, memutar pinggul dan pantatnya, nampaknya ia sudah nggak tahan lagi, aku cengkeram paha Mila kuat-kuat sambil terus menekan batang penisku dalam liang vaginanya, gerakanku makin cepat sehingga Mila tak kuasa menahan puncak birahinya..

“Mas.. Mila mauu keluarr Mass..”, desahnya terengah-engah sambil mempercepat gerakan pantatnya dan aachkk.. Mila pun mengerang hebat dan saat yang sama aku angkat tinggi tinggi pinggulnya agar batang penisku amblas dalam lubang vagina Mila dan kulihat Mila kembali mengejang dan kemudian ia mendesah.. 

aachkk.. ia telah melepas puncak kenikmatannya dengan nafas yang masih memburu dan matanya yang terpejam penuh nikmat, aku membiarkan Mila tenang, tubuhnya melemah, aku menahan gerakan penisku, sambil terus membenamkan batang penisku di dalam vaginanya yang sudah banjir dengan cairan yang dikeluarkannya saat ia klimaks, kulihat tubuhku dan Mila basah dengan keringat dan benar-benar basah seperti mandi. Sesaat kemudian dengan perlahan aku mencabut batang penisku, karena aku belum mencapai klimaks maka aku memasukkan penisku kedalam mulut Mila.. Ia mendesah sambil memandangiku.

“Naik Mass..” pinta Mila agar aku menaiki tubuhnya yang bergeser ke tengah ranjang dan akupun segera menaiki tubuh Mila, setengah duduk di atas leher dan dada Mila.. sedang batang penisku dengan jemariku kurapatkan ke mulut Mila yang sudah siap menelannya.

Aku memajukan batang penisku saat kepala penisku telah diemut oleh bibir Mila, perlahan batang yang sudah begitu keras melesat masuk ke rongga mulut Mila, terus kutekan hingga bibir Mila menyentuh buah pelirku dan terasa kepala penisku masuk kekerongkongan Mila, Mila langsung memegang batang penisku dengan jemarinya dan mendorongnya mundur sampai seluruh penisku keluar dari mulutnya.. ia mendesah nafasnya tersengal, sesaat kemudian Mila dengan lidahnya menjilati buah pelirku.. ia begitu rakus menjilat-jilat buah pelirku saat jemari tangannya mengocok batang penisku.

Jemari tanganku memegang jemari tangan Mila yang tengah mengocok batang penisku, perlahan giliran jemariku yang memegang batang penisku dan mengocoknya, sedang Mila makin merapat, saat penisku terus kurangsang ia menjilat-jilat kepala penisku, ujung lidahnya terasa menekan lubang penisku rasanya nikmat banget dan kocokanku makin mengila hingga kepala penisku seperti mematuk di bibir, lidah bahkan hidung dan pipi Mila..sampai aku merasakan desakan air maniku menuju ke ujung penisku.. aachkk.

“Mila aku mau keluar aachkk..” desahku, dan saat aku menegang maka saat itu pula jemari tangan Mila menyambar batang penisku, merebut dari genggamanku dan ia segera pula membuka mulutnya dan menelan separo dari batang penisku. Bibirnya mengatup begitu erat seperti meremas dan saat itu pula aku mengelepar hebat.. aachkk..

Saat spermaku muncrat, seluruh batang penisku amblas tertelan di mulut Mila dan terasa spermaku nyemprot hingga ke kerongkongannya.. dengan mata terpejam penuh nikmat Mila terus mengenyoti batang penisku yang masih menggelepar memuntahkan sperma hangat. Begitu banyaknya hingga rongga mulut …Mila tak kuasa menampungnya, sebagian tertelan dan sebagian lagi mengalir di sela bibir dan batang penisku..

Mila masih terus mengenyot-ngenyot batang penisku, ia seperti tak ingin spermaku masih tersisa.. saat kulihat wajahnya, iapun menatapku dan perlahan ia melepas penisku sambil menahan agar spermaku yang memenuhi rongga mulutnya jangan sampai tumpah. Sedang aku bergeser dari atas tubuh Mila lalu berbaring lemas di sisinya. Aku terkulai lemas saat penisku melemah.

Mila bangkit sambil meludah untuk membuang sisa spermaku yang tidak tertelan dan sudah bercampur dengan air ludahnya ke arah lantai tempat mandi yang tak jauh dari ranjang, ia tergolek lagi di sisiku memelukku mesra. Tubuh Mila basah kuyup dengan keringat, begitu pula dengan tubuhku.

Ia mengecup pipiku sambil berbisik, “Mass.. sperma kamu banyak banget, lama enggak dikeluarinnya yaa..”, aku hanya tersenyum sambil mengecup buah dadanya yang basah dengan keringatnya.
Selang sejam kemudian kamipun mengulanginya lagi, hingga tak terasa dalam semalam kami melakukkannya sampai tiga kali. Karena pertempuran yang melelahkan itu tak terasa semalam aku tidur berdua dengan Mila hingga pagi.

Kejadian itu terus berulang hingga akhirnya aku mengetahui suatu kenyataan yang hampir tak dapat aku terima dengan akal sehatku sehabis kami melakukan hubungan badan dirumahku kostku. Saat itu adalah hari minggu dan pada saat itu salon Mila tutup. Saat itu kami kembali bercinta, waktu itu adalah sore hari dan kami melakukannya di kamar mandi dirumah kostku. Seperti biasanya kami melakukan power play dengan melakukan oral sex, hingga akhirnya sambil merapatkan tubuhnya didinding dibawah guyuran shower sambil tanganku mengangkat sebelah kakinya dan kemudia aku memasukkan penisku ke vaginanya lalu kujebloskan hingga masuk seluruhnya.

 Maka aku maju mundurkan semakin cepat.. cepat dan sangat cepat. Kemudian kukecup bibirnya dan kami saling memainkan lidah. Sambil memegang buah dadanya yang montok dan memilin-milin puting susunya terus kumainkan pinggulku maju dan mundur. Hingga semakin kupercepat goyangan pinggangku dan akhirnya kamipun secara bersamaan mencapai puncak klimaks dan kali ini spermaku masuk ke dalam vaginanya.

Setelah itu kami kembali berciuman lalu kuisap buah dadanya. Ku basuh tubuhnya dan lalu kemudian aku menyabuninya dan kami saling bergantian. Selesai mandi kami bersantai diranjang kamarku aku memeluknya dengan mesra dan saat itu aku ingin mengatakan seluruh isi hatiku padanya.

“La, kayaknya hubungan kita udah terlalu jauh nih kamu mau nggak menjadi istri Mas?”
“Hmm.. gimana ya emang Mas Irza serius nggak nyesel soalnya kan Mila lebih tua dari Mas Irza”.
“Cinta tidak mengenal usia sayang kamu nggak usah ragu kalau soal itu Mila cinta kan sama Mas”.

“Mila sebenarnya cinta sama Mas Irza namun untuk menikah kayaknya nggak mungkin Mas”
“Nggak mungkin gimana, apa kamu masih belum yakin..”.
“Nggak mungkin kita bisa menikah Mas semua itu nggak akan mungkin bisa jadi kenyataan”.

Tiba-tiba Mila membentak dengan suara yang agak keras, tak biasanya dia melakukan hal demikian terhadapaku, kemudian dia bangkit dari dekapanku diranjang dan dia berdiri membelakangiku dan menangis. Dalam hati aku jadi heran dan bertanya-tanya apa sebenarnya yang telah terjadi.
“Mila kenapa kamu jadi nangis, kamu nggak usah takut deh segala kekurangan maupun kelebihanmu Mas akan terima dengan lapang dada, percayalah sayang”.

Dia terus menangis sambil menggeleng-gelengkan kepalanya sepertinya dia tidak mempercayai ucapanku..
“Memang inilah yang Mila takutkan, semula Mila hanya ingin bermain-main aja, namun entah kenapa Mila timbul rasa cinta sama Mas, Mila nggak bisa hidup tanpa Mas, Mila bukanlah wanita yang normal Mas!”.

“Mila kamu kenapa sih apakah kamu mengidap suatu penyakit atau kenapa kamu bisa cerita sama Mas, dan Mas akan terima apa adanya”.
“Mila nggak yakin Mas akan terima tetapi memang ini sudah nasib Mila, bila Mas ingin tahu faktanya, mari ikut Mila ke rumah”.
Singkat cerita sampai di rumahnya, Mila membuka almarinya kemudian mengambil sebuah map.

“Mas boleh baca seluruh isi map ini, tapi tolong bila setelah Mas baca, dan bila Mas akhirnya membenci Mila, Mila akan terima tetapi tolong jangan katakan fakta ini pada yang lain, Mas harus janji”.

Lalu akupun mengangguk dan menerima map itu sambil pikiranku diselimuti beribu pertanyaan apa yang sebenarnya terjadi. Kemudian kubuka map tersebut dan didalam mab terdapat foto-foto yang membuat perasaanku menjadi mual beserta surat keterangan dari Dokter di Jerman bahwasanya Mila pada awalnya dia adalah seorang pria (waria) dan pada bulan mei 1998 dioperasi total menjadi wanita. Saat itu aku kebingungan seperti orang stress dan aku jadi heran kenapa bisa begini. Sulit kuterima dengan akan sehat.

Entah apa yang harus kukatakan, namun rasa marah, mual, bingung dan benci terhadapnya hilang seketika saat itu juga karena tatapan matanya yang memancarkan kesedihan, dan air matanya terus berlinang yang pada akhirnya membuat aku iba padanya. Aku menyadari kejadian ini bukanlah keinginannya, namun takdir kehidupan yang harus dijalaninya. 

Aku merasa bila aku meninggalkannya akan lebih membuat hatinya semakin hancur. Aku hanya berfikir heran kenapa selama ini aku tidak menyadari bahwa aku telah bercinta terhadap sesamaku namun telah operasi total, bahkan aku tidak mempunyai rasa curiga terhadapnya, karena suara maupun raut wajahnya serta potongan tubuhnya sedikitpun tidak ada yang mirip dengan pria.
Hingga kini hubungan kami terus berjalan dan kami masih melakukan hubungan sex walaupun kini aku telah tahu statusnya namun tidak ada rasa risih bagiku. Kini usiaku telah 26 tahun dan Mila 28 tahun, namun dari wajah tidak kelihatan bahwa Mila yang lebih tua, kepada orang tuaku kukatakan usianya masih 24 tahun karena parasnya yang cantik dan memang kelihatan muda. Orang tua maupun keluargaku sudah aku pertemukan dengannya tetapi mereka tidak mengetahui hal yang …

sebenarnya. Tanpa mengetahui statusku dengan Mila yang sebenarnya orang tuaku sering menanyakan kapan kami menikah, dan akupun menjawab dengan seribu alasan. Wajar saja mereka menanyakannya sebab hubungan kami yang telah berlangsung selama 3 tahun dan dari usia kami memang sudah pantas.


Jumat, 22 Agustus 2014

ABC88BET BANDAR BOLA TERPERCAYA | AGEN JUDI TERBAIK | TINAH SEPUPUHKU YANG ASIK


sip dech

Namanya Tinah, dari Banjarnegara. Suaminya meninggal di Kalimantan tahun kemarin, hampir berbarengan dengan salah satu anaknya juga. Kini satu – satunya anaknya tinggal dengan ibunya di desa. Tinah berwajah cukup manis; lumayan tinggi untuk ukuran perempuan kita; rambut sepundak lebih; hampir seumur adikku. Ia sebagian besar bertugas mengasuh anaknya adikku yang masih di bawah balita, walau juga membantu satu temannya bersih – bersih rumah.

 Kondisi psikologisnya yang seperti itu membuatnya sering terlihat diam dan kurang dapat memahami apa yang diperintahkan adikku, kasihan memang.Aku termasuk cukup sering berkunjung ke rumah adik. Karena suaminya sering ke luar kota, sehingga aku terkadang diminta untuk menemani atau bila mereka sedang ke luar kota bersama maka aku yang menjaga rumah. 

Sikapku terhadap Tinah dan temannya biasa saja, tidak ada yang khusus. Mereka pun demikian. Tinah berpakaian biasa – biasa saja bila di rumah adikku. Berkaos dan bercelana selutut, kadang memakai rok. Terkadang kaos yang dipakai Tinah sedikit longgar. Sehingga jika ia menundukkan badan, sedikit terlihat belahan dada bahkan gunung kembarnya yang masih tertutup BH. Wajar jika aku kadang – kadang mataku mencuri – curi kesempatan itu. Ukurannya biasa saja, 32 mungkin.

Saat itu aku sedang diminta menjaga rumah adik, karena keluarganya akan pergi hingga sore dan Tinah tinggal di rumah, karena kondisi perutnya yang kurang baik. Menjelang keberangkatan keluarga adik, aku sudah datang di sana.

“Mas..Tinah di rumah, perutnya agak kurang beres. Mis yang tak bawa“, adikku memberi tahu. “Oo..ya“, jawabku. Tak berapa lama mereka telah berangkat. Aku bergegas memasukkan sepeda motor ke dalam rumah. Tinah lalu mengunci pagar. Aku masuk rumah lalu cepat – cepat duduk di depan komputer, browsing, karena suami adikku memasang internet untuk mendukung pekerjaannya. Mengecek email; cari info ini itu dlsb..he3x. 

10 menit kemudian Tinah menyajikan segelas es teh untukku. “Makasih ya Tin“, ucapku. “Iya Pak..silakan diminum“, kata Tinah. Pembantu – pembantu adikku memang dibiasakan memanggil “Pak“ pada saudara – saudara majikannya, padahal terdengar sedikit asing di telinga. Tinah lalu kembali ke dapur, aku lalu meminum es tehnya, “Hah..segernya“, cuaca sedikit panas walau agak mendung.

Tinah kembali memasuki ruang keluarga, merapikan mainan – mainan anak adikku. Posisi meja komputer dan mainan yang bertebaran di lantai selisih dua kotak. Semula aku belum ngeh akan hal itu. Semula mataku menatap layar komputer di situs DS. Saat Tinah mulai memasukkan kembali mainan – mainan ke keranjang, baru aku menyadarinya. Sesekali aku meliriknya. 

“Sedikit putih ternyata anak ini. Bodynya biasa aja sih, langsing dan kayaknya masih padat. Wah..ini gara – gara masuk situs DS jadi mikir macem – macem..hi3x“, pikiranku berkata – kata. 

Karena jarak kami yang lumayan dekat, maka ketika Tinah bersimpuh di lantai merapikan mainan di keranjang, otomatis kaosnya yang sedikit longgar memperlihatkan sebentuk keindahan yang terbungkus penutup warna biru. Tinah jelas tidak tahu kenakalan mataku yang sedang menatap sebagian keindahan tubuhnya. “Andaikan aku…uhh..ngayal nih“. 

Tak terasa penisku mulai membesar, “Ke kamar mandi mbetulin posisi penis nih..sambil kencing“. Komputer kutinggal dengan layar bergambar Maria Ozawa sedang disetubuhi di kamar mandi. Aku lalu masuk kamar mandi, membuka jins dan cd lalu mengeluarkan penis. Agak susah juga kencing dengan penis yang sedikit tegang. “Lah..pintu lupa tak tutup“, aku terkejut.“Terlanjur..gak ada orang lain kok“, aku mendinginkan diri.

Aku keluar dari kamar mandi dan kembali duduk di depan komputer, melanjutkan ngubek – ubek DS. “Cari camilan di meja makan ah..jadi lapar“. Aku mencari apa yang bisa dimakan untuk menemani kesibukan nge – net. “Ada roti sama biskuit nih..asyik“. Roti kusemir mentega dan selai kacang dan diatasnya kulapis dengan selai blueberry, “Hmm..enaknya. Nanti bikin lagi ah..masih banyak rotinya“.

 Rumah adikku tipe agak kecil, jadi jarak antar ruangan agak dekat. Letak meja makan dengan kamar pembantu hanya 3meter – an. Kulihat dengan ujung mata, Tinah sedang di kamarnya entah beraktifitas apa. Selesai menyelesaikan semiran roti, aku kembali ke ruang keluarga yang melewati kamar pembantu dan kamar mandi mereka. 2detik aku dan Tinah bertatapan mata, tidak ada sesuatu, biasa saja. Kumakan roti sambil n – DS lagi.

Terdengar gemercik air di belakang. Mungkin Tinah sedang mencuci perabotan dapur atau sedang mandi. “Belum ambil air putih nih..“, tak ada maksud apa – apa dengan suara air tersebut. Hanya kebetulan aku belum minum air putih, walau telah ada es teh. Aku ke ruang makan lagi dan mengambil gelas lalu menuju dispenser. Mata dan pikiran hanya tertuju pada air yang mengucur dari dispenser. Baru setelah melewati kamar mandi pembantu ada yang special di sana. ”Lah..pintunya kok sedikit mbuka. Tin lupa dan sedang apa di dalam..moga gak mandi. Bisa dilaporin ngintip aku”. 

Masih tak terlihat kegiatannya, setelah tangan yang sedang menggapai gayung dan kaki yang diguyurnya baru aku ngeh..Tinah sedang mandi. ”Duhh..kesempatan sangat – sangat langka ini..tapi..kalo dia teriak dan nanti lapor adikku..bisa gawat bin masalah. Berlagak gak liat aja ahh”. Aku menutup pintu kaca ruang makan dan melewati kamar mandi Tinah. Tiba – tiba ”Ahh..ada kecoak..Hush..hush..Aduhh..gimana nih”, terdengar keributan di sana. ”He3x..ternyata dia takut kecoak toh”, aku tersenyum sambil pegang gelas saat melewati kamar mandi.

”Pak..Pak”, Tinah memanggilku. ”Walah..malah panggil aku. Gimana nih”. ”Tolong ambilkan semprotan serangga di gudang ya Pak..cepet ya Pak..atau..”, tidak terdengar lanjutan kalimatnya. Sejak Tinah bersuara, aku sudah berhenti dan diam di dekat pintu kamar mandi. ”Atau..Bapak yang masuk pukul kecoaknya..mumpung masih ada”, lanjutnya. Deg..”Ini..antara khayalan yang jadi nyata dan ketakutan kalo dilaporkan”, aku berpikir. ”Cepet Pak..kecoaknya di dekat kloset. Bapak masuk aja..nggak pa – pa. Nggak saya laporin ke Bapak sama Ibu”, Tinah tahu keraguanku. ”Jangan ah..nanti kalo ada yang tau atau kamu laporin bisa rame”, jawabku.

”Nggak Pak..bener. Aduh..cepet Pak..dia mau pindah lagi”, Tinah kembali meyakinkanku dan meminta aku cepat masuk karena kelihatannya si kecoak mau lari lagi. ”Ya udah kalo gitu. Bentar..ambil sandal dulu”. Sambil tetap menimbang, take it or leave it. Aku menaruh gelas di meja makan lalu mengambil sandal untuk membunuh kecoak nakal itu. Entah rejeki atau kesialan bagiku tentang kemunculannya. ”Aku masuk ya Tin”, masih ragu diriku.

”Masuk aja Pak”, Tinah tetap membujukku. Kubuka pintu kamar mandi sedikit, lalu kuintip letak kecoaknya, belum terlihat. Pintu dibuka lebih lagi oleh Tinah. Kepalanya sedikit terlihat dari balik pintu dan tangannya menunjuk letak kecoak, ”..tuh Pak mau lari lagi”. Aku melihatnya dan mulai masuk. Tinah berdiri di balik pintu dengan menutupi sedikit bagian tubuhnya dengan handuk. Terlihat paha; pundak dan daging susunya. Serta rambut yang diikat di belakang kepalanya, walau hanya sedikit semua. 

Handuknya menutupi bagian paha ke atas, perut hingga bagian dada, warna biru, yang disangga tangan kirinya. Semua hal itu dari ekor mataku, karena fokusku pada sang kecoak. ”Memang mulus dan cukup putih”, masih sempat aku memikirkannya. Bagaimana tidak, jarak kami hanya 2 – 3 langkah, tidak ada orang lain lagi di rumah.

”Plak..plak”, kecoak pun mati dengan sukses. Aku guyur dengan air agar masuk ke lubang pembuangan. Tanpa memikirkan lebih lanjut, aku lalu melangkah ke luar kamar mandi. ”Terima kasih ya Pak..sudah nolongin”. ”Oh..iya..”, sambil kutatap dia dan Tinah tersenyum. ”Bapak nggak cuci tangan sekalian..di sini saja”, tawar Tinah. ”Wah..ini. Makin bikin dag dig dug”. 

”Emm..iya deh”. Aku akan mencuci tangan dengan sabun, yang ternyata posisi tempat sabun ada di belakang tubuh Tinah. Aku menengok ke belakang tubuhnya. Rupanya dia baru sadar, lalu mengambilkan sabun, ”Maaf Pak..ini sabunnya”. Tinah mengulurkan sabun dengan tersenyum. Sabun yang sedikit basah berpindah dan tangan kami mau tidak mau bersentuhan. 

”Makasih ya”, ujarku. Aku mencuci tangan dan mengembalikan sabun padanya. ”Bapak nggak..sekalian mandi”, tanya Tinah. ”Waduh..tawaran apa lagi ini. Tambah gawat”. ”Iya..nanti di rumah”. ”Nggak di sini saja Pak?”. ”Kalo di sini yaa di kamar mandi depan”. ”Di kamar mandi ini saja Pak..”. 

”Nggaklah..jangan. Di depan aja. Kalo di sini ya habis kamu mandi”. ”Maksud saya..sekalian sekarang sama saya. Hitung – hitung Bapak sudah nolongin saya”. Matanya memohon. Deenngg, sebuah lonceng menggema di kepala. ”Ini ajakan yang membahayakan, juga menyenangkan”, pikirku. ”Bapak nggak usah mikir. Saya nggak akan bilang siapa – siapa. Ya Pak..di sini saja”, dia memahami kekhawatiranku. ”Emm..ya udah kalo kamu yang minta gitu”, jawabku.

Entah mengapa aku merasa canggung saat akan membuka kaosku. Padahal tidak ada orang lain dan juga sesekali ke pijat plus. Aku buka jam tanganku dulu, lalu aku keluar dari kamar mandi dan kuletakkan di meja makan. Posisi Tinah masih tetap di belakang pintu, dengan tangan kanan menahan pintu agar tetap agak terbuka. Kembali ke kamar mandi, kubuka kaosku dan kusampirkan di cantolan yang menempel di tembok. 

”Pintunya nggak ditutup aja Tin ?”, tanyaku. Pertanyaanku sesungguhnya tidak memerlukan jawaban, hanya basa basi. “Nggak usah Pak..kan nggak ada siapa – siapa”, jawab Tinah. Lalu kubuka jinsku, kusampirkan pula. Sesaat aku masih ragu melepas kain terakhir penutup tubuhk, cd – ku. “Bapak nggak nglepas celana dalem ?”, tanyanya. “Heh..ya iya”, kujawab dengan nyengir. Penisku sebisa mungkin kutahan tidak mengembang, tapi hanya bisa kutahan mengembang ¼ – nya. Sengaja kutatap matanya saat melepas cd – ku. Mata Tinah sedikit membesar. Kusampirkan juga cd – ku. Lalu dengan tenang Tinah menyampirkan handuk biru yang sedari tadi menutup sebagian tubuhnya. “Duh..pantatnya masih ok. Pinggangnya tidak berlemak. Sabar ya nak..kita liat situasi dulu”, kataku pada sang penis sambil kuelus.

Tinah lalu membalikkan badan. Cegluk, suara ludah yang kutelan. “Uhh..susu yang masih bagus juga. Pentilnya nggak terlalu besar, areolanya juga, warnanya pas..nggak item banget. Perutnya sedikit rata dan..hmm..rambut bawahnya hanya sedikit”. Mau tidak mau, penisku makin mengembang dan itu jelas dilihat Tinah. Kembali sebisa mungkin kutahan perkembangannya. Tinah lalu menggosok gigi dahulu. Karena aku tidak membawa sikat gigi, hanya berkumur dengan obat kumur. 

“Bapak saya mandiin dulu ya”, kata Tinah. “Terserah kamu”, jawabku sambil tersenyum. Tinah lalu mengambil segayung air, diguyurkan ke badan dari leher dan pundak. Mengambil lagi segayung, diguyurkan ke perut dan punggung ditambah senyum manisnya. Ia lalu meraih sabun, digosokkan ke leher; pundak; dada dan tangan kananku. Dibasahinya sabun dengan diguyur air lalu digosokkan ke tangan kiri; perut; penis; bola – bolaku. “Uhh..gimana bisa nahan penis nggak ngembang”. Bagaimana tidak, saat menggosok penis dan bola – bolaku sengaja digosok dan di urutnya. 

Ditatapnya senjata kebanggaanku, lalu menatapku dan tersenyum. Aku hanya bisa membalasnya dengan senyum juga. Diambilnya lagi segayung air, sabun dibasahi dan sisanya diguyurkan ke paha dan kaki lalu digosoknya. Sabun kemudian diletakkan di pinggir bak mandi, kemudian mengambil segayung air dan diguyurkan ke badan depanku. Ambil segayung lagi dan diguyurkan lagi, tak lupa senjataku dibersihkan dari sisa – sisa sabun. Sedikit diremas oleh Tinah. Kutahan keinginanku untuk membalas perlakuannya, “biar Tinah yang pegang kendali”.

“Balik badan Pak”, perintahnya. Air diguyurkan ke punggung dan bagian bawah badanku. Digosoknya punggung; pantat; lalu paha dan kaki sisi belakang. Bonusnya, kembali menggosok penis dan bola – bolaku dan meremasnya. “Duh..ni anak. Bikin senewen..sengaja membuat panas aku“. Kembali air mengguyur tubuh belakangku, sebanyak 3x. Dibalikkan badanku lalu mengguyur senjataku, digosok – gosoknya hingga sedikit memerah. 

Jantungku makin berdebar. “Sudah selesai Pak“, kata Tinah. “Makasih ya Tin“. “Emm..kamu mau tak mandiin juga ?“, kepalang basah, kutawarkan permintaan seperti dia tadi. “Nngg..nggak usah Pak..ngrepoti Bapak“. “Ya nggaklah..jadi imbang kan“. Langsung kuambil segayung air lalu kuguyur ke tubuh depannya. Ia hanya menatapku. Kuambil lagi segayung. Lalu sabun yang tadi tergeletak di pinggir bak mandi kuambil dan aku basahi.

 Kugosok leher; pundak; dan kedua tangannya. Kubasahi sabun lagi dan kugosokkan ke dada; kedua susu dan pentilnya; serta perut. Kutatap matanya saat kugosok kedua gunungnya yang kumainkan sedikit pentil – pentilnya. Tinah juga menatapku. Matanya mulai sedikit sayu. 1menit – an kumainkan pentil –pentilnya, lalu sedikit kuremas susu kirinya. Bibirnya sedikit membuat huruf o kecil dan “ohh..hhmm“. Kubasahi lagi sabun, dan kugosokkan ke pinggang; paha dan kedua kakinya. Vagina luar hanya kusentuh sedikit dengan sabun, takut perih dan iritasi nanti. Itupun sudah cukup membuat matanya makin meredup. Air segayung lalu kuguyurkan ke tubuhnya 2 – 3x. Kugosok dan kuremas sedikit keras dua gunungnya. Sedikit berguncang. Dua tangan Tinah memegang pinggir bak mandi, mulai erat. Kumainkan lagi pentil – pentilnya.

Aku merundukkan badan dan kukecup pucuk – pucuk bunganya bergantian. Tak perlu lagi ijin darinya. Tangan kiriku mengusap – usap lembut luar vaginanya. “Ouuh Paakk..“, Tinah mulai mendesah. Kukecup bibirnya lembut, “nanti dilanjut lagi“. Matanya seakan bernada protes, tapi Tinah diam saja. 

Kubalikkan tubuhnya, lalu kuguyur punggungnya sekarang. Sabun kugosokkan ke punggung; pinggang; pantat. Sabun kubasahi lagi lalu kugosokkan ke paha dan kaki bagian belakang. Aku menyusuri tubuh depannya lagi dari pinggang belakangnya. Tinah sedikit menggeliat geli. Kutangkupkan dua tanganku di dua susunya.

 Aku senang bermain – main di susu yang bagus atau masih ok. Seluruh belakang lehernya aku cium dan kecup, begitu juga dua kupingnya dan kubisikkan ”kamu diam saja ya..cup”. ”Geli Paakk..”, Tinah mendesah lagi. Dua pucuk bunganya makin mengencang dan keras. Aku menyentil – nyentil, kuputar – putar seperti mencari gelombang radio. Dua tangan Tinah mencengkeram paha depanku. 

”Aahh..hmmppff”, erangnya. Tangan kananku mengambil segayung air, kuguyur ke tubuh depannya. Kali ini kuusap – usap vagina luarnya dengan tangan kanan, sedang yang kiri tetap di susu kanan Tinah.

Pahaku makin dicengkeramnya. Kepalanya menggeleng ke kiri dan kanan seiring kecupan dan ciumanku di belakang leher dan daun – daun telinganya. Sesekali aku menyentuh bibir dalamnya. Terasa telah menghangat dan sedikit basah. ”Ppaakkk..oohhh”. Tubuhnya mulai menggeliat – geliat. Jari tengah kanan kumasukkan sedikit dan kusentuhkan pada dinding atas vaginanya, sedang jempol kananku kutekan – tekankan di lubang kencingnya. ”Aauugghhh Ppaakkk..eemmmppfff”.

 Kuku – kuku jemari Tinah terasa menggores dua paha depanku. ”Kenapa Tinah..hmm..kamu sendiri yang memulai kan”, bisikku. Tangan kiriku meraih kepalanya dan kupalingkan ke kanan, dan kutahan lalu kucium dengan nada 2 kecup 1 masukkan lidah. Tinah terkejut, matanya sedikit membesar tapi kemudian ia menikmatinya. Ganti tangan kananku melakukan hal yang sama. Tinah hanya bisa mengeluarkan suara yang tertahan ”nngg..emmppfftt..nnngggg”, begitu berulang. Vagina dalamnya makin hangat dan basah. Secara tiba – tiba kuhentikan lalu kubalikkan badannya menghadapku.

 Kemudian aku sandarkan tubuhnya di bak mandi. Aku kemudian berjongkok dan mulai mengecupi vaginanya. ”Jjanggann Ppakk..jorok..”, dengan dua tangannya menahan laju kepalaku. Kutatap matanya dan ”sssttt..”, jari telunjuk kanan kuletakkan di bibirnya. Dua tangannya kusandingkan di samping kiri dan kanan tubuhnya.

Kukecup kecil, sekali dua kali. Kemudian lidahku mulai menjulur di pintu kenikmatan kami. Mataku kuarahkan menatapnya. Tinah agak malu rupanya, tetapi ada sedikit senyum di sana. Lidahku makin intens menyerang vagina luar dan dalamnya. ”Ssuuddaahh Pppaakk..aaaddduuuhh..oohhhh”, disertai geliat tubuh yang makin menjadi. Karena tak tahan dengan seranganku, dua tangannya meremas dan sedikit menarik rambut dan kepalalu. 

Cairan lavanya makin keluar. Dua tanganku mendekap erat buah pantatnya. Jari tengah kiriku sesekali kumasukkan ke vagina dari belakang lalu kesentuhkan dan kutekan sedikit ke anusnya. ”Aammppuuunnn Pppaakkk..oouuuggghh..eeemmmpppfffs
ssuudddaahhh..ooohhhh”, matanya agak membeliak ke atas dan kepala serta rambutku diremasnya kuat. Lava kepuasan dirinya mengalir deras, rasanya gurih sedikit manis. Kudekap erat Tinah dengan kepalaku di vaginanya dan pantatnya kuremas – remas. Kepalaku tetap diusap –usap oleh Tinah.

Ia menarik kepalaku dan menciumnya ganas. Lambat laun Tinah dapat belajar dariku. Tangan kanannya meremas dan menarik – narik penisku. ”Panjang ya Pak”, tanya Tinah. ”Biasa kok Tin..pingin ya..”, godaku. ”Aahh Bapak..”, jawabnya dengan memainkan bola – bolaku. Tinah merundukkan tubuhnya lalu tangan kirinya memegang penis dan menciumnya.

Mungkin ia belum pernah meng – oral suaminya dulu sebab penisku hanya dicium – cium dan diremas – remas. ”Kamu mau ngemut burungku Tin..kayak ngemut permen lolly ? Tapi kalo belum pernah ya nggak usah..nggak pa – pa”. Tinah menatapku dan kubelai rambutnya. Dengan wajah ragu didekatkannya penisku di bibirnya. Tinah mulai membuka mulut, sedikit demi sedikit penisku memasuki mulutnya. Tinah menatapku lagi, meminta penjelasan langkah selanjutnya. ”Sekarang..kamu maju mundurkan dengan dipegang tanganmu.

 Yaa..gitu..oohh..hhmm”. Rupanya muridku cepat mengerti penjelasan gurunya. Rambut dan kepalanya kubelai dan kuremas – remas. ”Lalu..lidahmu kamu puter – puter di kepala penis atau di lubang kencing yang bergaris panjang ituuu..yyyahhhh..sssuuudddaahh pppiiinnnttteeerrr kkkaaammuu Tttiinnnn”.

Kuangkat kepalanya dari penisku dan kami berciuman dengan panas. Saling meremas susu; pantat dan kelamin masing – masing. Lalu kubalikkan lagi tubuhnya menghadap bak mandi. Dua tangannya kuletakkan di pinggir bak mandi. Kembali aku bermain – main di gunung Tinah. 

Penisku yang telah panas dan mengacung sekali kudekatkan ke vaginanya. Kukecup – kecup pundak dan leher belakangnya. Ikat rambutnya aku lepas sehingga dirinya terlihat makin seksi kala menggeliat – geliat dan rambutnya tergerai ke sana kemari. Aku geser – geserkan penis di pintu surgawinya, sengaja aku mempermainkan rangsangan pada Tinah. 

”Oohh..Ppaakk..mmaassuukkkiinn..Pppaakkk”, pintanya. ”Kamu mau burungku kumasukkin..hmm.. ?”. ”Iyyyaa..Pppaakkk..aaayyyoo Pppaakk..”, rintihnya makin kencang. Kumasukkan penis pelan – pelan. ”Eemmppff..”, erangnya. Lalu kuhentakkan pelan hingga penisku terasa menyentuh dinding belakang. 

”Ooouuggghh..Pppaakkkk..mentok Pppaakk”. Aku menggerakkan tubuh pelan – pelan, kunikmati jepitan dinding – dindingnya yang masih kuat. Dua tanganku tak henti bermain di dadanya. Kumainkan irama di vaginanya dengan hitungan 1 – 2 pelan 3 kuhentakkan dalam – dalam. Lalu tangan kananku meraih kepalanya seperti tadi dan kucium panas bibirnya. Dinding vagina Tinah makin hangat dan banjir sepertinya. Dua tangannya mencengkeram erat pinggir bak mandi.
Sekarang tanpa hitungan, kumasuk keluarkan penis cepat dan kuat. ”Oohh..

oohh…hhmmppffftt..”, erang Tinah berulang. Sedang aku sedikit menggeram dan ”oouugghhh..hhmmppff..mpekmu enaknya Tttiinn..”. ”Bbuurrruunnggg Bbbaapppakk jjjuugggaaa”. Jarak pinggangku dan pantat Tinah makin rapat. Tangan kanan kuusap – usapkan di vaginanya. Dalam kamar mandi hanya ada suara tetes air satu – satu serta desah, bunyi beradunya paha dan pantat dan erangan kami. ”Pppaaakkk..sssaaayyyaa mmaaauu..ooohhh..”. ”Tttuunnggguu Tttiiinnn..aaakkkuuu jjjuuggggaa..Di dalam apa di llluuaarrr”, tanyaku. ”Dddaa
lllammm aajjjaaa Pppaakkkk..oobbaattnyaa mmassihh aaddaa..”, jawab Tinah. Mendengar itu serangan makin kufokuskan. 

Segala yang ada di tubuhnya aku remas. Dua tangan Tinah tak tahan di pinggir bak mandi dan mencengkeram paha serta pantatku. Bibirku dicarinya lalu ”hhhmmmpppfffttt..”. Pantatku diremas kuat – kuat. Bibirnya dilepas dariku dan ”ooouuggghhh..”, desah Tinah panjang. Lava yang hangat terasa mengaliri penisku yang masih bekerja. Kepalanya tertunduk menghadap air di bak mandi. Kudekap erat tubuh depannya. Kukecup dan kugigit leher belakangnya. Lalu tangan kiriku meraih kepalanya dan kucium dalam – dalam. Dengan satu hentakan dalam kumuntahkan magma berkali – kali. ”Ooouugghhh Tttiinnaahhh..hhhmmm..”. kepalaku tertunduk di pundaknya dengan tangan kiri di susu sedang yang kanan di vaginanya.


Lama kami berposisi seperti itu. ”Makasih ya Tin..kamu baik sekali. Enak banget tubuhmu”, kataku dengan membalikkan badannya dan kucium mesra bibirnya. Penis kumasukkan lagi, masih ingin berlama – lama di hangatnya vagina Tinah. ”Saya yang terima kasih Pak. Sudah lama saya pingin tapi sama orang nggak kenal kan nggak mungkin Pak. Burung Bapak pas di mpek saya”, Tinah menjawab dan mencium bibirku pula. ”Mpekmu masih kuat nyengkeramnya..dan panas”. Kubelai – belai kepalanya, ”kok bisa kamu pingin ngajak main sama aku ? Malah aku yang takut kamu laporin”.

 Sambil mengusap – usap punggungku, ”Tadi waktu saya bersihin mainan adik, saya liat gambar di komputer. Terus waktu Bapak kencing tadi kan lupa nutup pintu..keliatan burung Bapak yang agak gede pas keluar dari celana”. ”Oo gitu..nakal ya kamu. Bener kamu masih nyimpen obatnya ?”, sambil kucubit pipinya. ”Masih kok Pak..sisa yang dulu”, jawab Tinah. Makin lama terasa penisku yang mengecil. Kucium dalam – dalam lagi bibirnya, ”sekarang..mandi yang beneran”. ”Heeh..iya Pak”, Tinah menjawab sambil tersenyum manis. Ia lalu memelukku erat. Aku membalasnya dengan memeluk erat dan mengusap – usap punggung serta kepalanya.

NB: masih banyak lagi kisah seru yang akan kami berikan.


Senin, 11 Agustus 2014

BERCINTA DENGAN ASISTEN RUMAH TANGGAKU YANG MASIH PERAWAN




Kegemaranku menonton film porno berawal dari penemuan tidak terduga dibalik tumpukan lipatan sarung didalam lemari kamar om saya pada awal sekolah menengah pertama. berhubung dulunya satu-satunya media pemutar vcd-vcd pono tersebut ada di TV utama ruang tengah rumah saya, setiap malam saya 'berkeliaran' setelah seluruh penghuni rumah tertidur pulas. dari hari kehari, saya selalu penasaran dengan setiap 'penemuan' baru saya, dan terkadang perlu menunggu waktu lama untuk bisa menonton film-film baru koleksi om saya tersebut.

pada suatu hari, seluruh keluarga berpergian keluar kota, saya tidak ikut serta dalam perjalan inap 2 hari tersebut dengan alasan ada janji temu dengan teman-teman besok harinya. namun sayang, dirumah kebetulan mempekerjakan seorang 'asisten ibu' (untuk memperhalus kata pembokat), jadi saya tetap tidak leluasa untuk menonton film cabul temuan saya dan tetap perlu menunggu waktu yang tepat.

haripun berganti malam, saya sangat penasaran dengan film baru ini, dan memutuskan untuk memutar film pada tengah malam seperti biasa namun tingkat kewaspadaan sedikit berkurang dari biasanya. mulailah saya memutar film demi film yang sangat membuat konak.
kreeeekkk.. (pintu kamar Asisten Ibu terbuka).
saya pun kaget bukan kepalang beserta panik tiada tara.
berhubung kamar sang AI tepat berada disamping ruang tengah rumah saya.
sial...
remote VCD playernya macet..
filmpun terus berputar. namun saya beruntung, sang AI sedang ngantuk berat sehingga tidak terlalu memperhatikan apa yan sedang saya tonton, dan diapun terus menuju kamar mandi untuk buang air.
sekembalinya dia ke kamar, saya dapat mengatasi permasalahan pada remote tersebut. dan seolah-olah saya sedang nonton berita malam.
dia pun kembali tidur dikamarnya.

film pun hampir selesai ditonton semua. biasanya berakhir pada membuat bersin burung.namun kali ini lain, jantung saya berdegup kencang, memiliki hasrat untuk melihat barang wanita secara langsung, berhubung belum pernah.otak iblis saya memberi sinyal untuk mencoba mengintip barang sang AI.tanpa berpikir panjangpun saya memberanikan diri untuk memasuki kamarnya yang wangi.

kreeekkk..
dia terlelap pulas. jantungpun semakin tidak menentu dengan pikiran-pikiran jahat yang telah terlintas dibenak.

sayapun mengendap mendekatinya. dia mengenakan pakaian tidur tipis warna coklat. dia tidur terlentang, sehingga memudahkan saya memulai aksi saya.

saya mengelus wajahnya yang lumayan cantik, mulus sekali. dan tertarik untuk memegang payudaranya yang terlihat putingnya, karena dia sepertinya tidak mengenakan bra ketika tidur.
saya buka perlahan kancing bajunya, dan merentagkannya lebar. tertampak lah buah dada yang kencang berisi, putingnya yang berwarna merah kecoklatan pun terlihat jelas. saya pun semakin tak karuan, nafas, detak jantung, semuanya.

kemudian saya mencoba menurunkan celana pendekny, berhubung dipinggang hanya berbahan karet elasti, jadi mudah bagi saya untuk menurunkannya.
wooww..

 saya terkejut ternyata dia tidak mengenakan pakaian dalam, nampaklah vagina dengan rambut yang sangat sangat jarang dan tampak tidak pernah dicukur itu, sangat bersih dan mulus kelihatannya. berhubung warna kulitnya adalah sangat putih, vaginanya berwana merah.

itu pertama kali saya melihat vagina secara langsung, namun berkeinginan untuk meneruskan aksi saya malam itu. mumpung..
sang AI pun masih terlelap, jadi kenapa tidak melanjutkan pekerjaan setengah jalan ini?
saya pun mulai memegangi puting, payudara dan vagina yang saya dambakan itu secara berurutan. mulusnya.

burung saya semakin berasa terbang.
lama kelamaan vaginanya menjadi basah dan sangat hangat.
terkagetlah saya ketika sang AI tersadar dan duduk sambil bertanya

 "mas Dani, sedang apa? kenapa saya jadi 'begini'?...
"a..aa..anu.. emm.. " saya terbata-bata tak bisa menjelaskan.
"kamu mau apa? mau memperkosa saya?" tanyanya lagi.
"maaf, saya g bermaksud begitu, tadinya cuma...cuma..." jawab saya.
"cuma terangsang? habis nonton film jorok khan tadi?" tanyanya.
Dan sayapun terkaget, ternyata dia tahu saya tadi menonton film porno.
"saya tahu kok, dan saya sering ikut lihat secara diam-diam" dia berujar.

"Maaf, saya tadi cuma penasaran ingin melihat secara langsung apa yang ada di dalam film itu, cuma mau lihat vagina saja, sebab saya blum pernah" saya menyela.
"ya sudah, tak apa-apa" jawabnya tanpa membetulkan pakaiannya yang terbuka.
"kalau mau, saya tak apa-apa telanjang buat mas Dani, bahkan melayani lebih pun tak jadi masalah" tambahnya.

"namun saya memiliki permintaan, saya ingin memberi hadiah buat keluarga saya untuk akhir tahun ini" pintanya.
"apa itu?" tanya saya
"saya ingin memberi uang lebih dari gaji saya untuk makan dan beli baju baru buat keluarga saya" jawabnya.

dan sayapunmenyanggupi permintaannya dengan mempergunakan uang tabunganku..

sang AI, yang bernama Sarah itu masih belia, berumur sekitar 18 tahun, berkulit putih bersih dan memiliki tubuh langsing yang sangat terawat. bersedia untuk melepaskan seluruh pakaian tanpa terkecuali dan melayani saya.
sayapun meminta untk eksekusi di dalam kamar tidur saya saja. dia pun mengiyakan.

sesampainya dikamar saya, dia yang telah tidak berpakaian itu membantu saya melepaskan pakaian sepenuhnya hingga kamipun bertelanjang bulat.
berbaringlah dia diatas ranjang
"silahkan mas" ujarnya sembari meletakkan kedua tangannya pada selngakngannya dan membuka lubang kenikmatannya yang merah merona.

saya pun menghampiri tanpa basa-basi, mungkin karena iblis telah merasuk dan menguasai tubuhku.
saya yang belum pernah melihat vagina secara langsung, sekarang ditantang untuk melakukan 'gulat' layaknya spasang suami istri.

 Saya mengawali dengan mengecup bibirnya yang merah kecoklatmudaan. sembari meremas payudara dan mengelus putingny yang keras.

kemudian turun mengecup leher, turun ke payudara dan menjilati bagian putingnya. dia pun mendesis. "ahh,, mass"

ciuman saya turun keperut dan berlanjut ke pinggir vaginanya.
awalnya saya ragu untuk melakukan ini, karena dalam pikir saya vagina itu bau, ternyata beda dengan barang milik Sarah.
harum, mungkin sewaktu dia ke kamar mandi dia mengenakan pembersih vagina.
saya mulai menciumi bibir vaginanya, sampai membuat dia menjambak rambutku. sembari mendesah keras.

Ahhh..Aaahhh.. (berhubung rumah kosong, jadi tidak ada rasa khawatir pada kami bersua)
saya mulai mejilat lubang vaginanya yang sudah sangat basah itu.
"Aawww.. Ahhh.ahh.aaahhh.." desahnya.

"mas Dani, setubuhi saya sekarang ya. saya sudah ga kuat."
tanpa ragu, sayapun mengarahkan penis saya yang berukuran 16cm ke arah vagina Sarah, saya tancapkan perlahan, namun tak muat, curiga, dia masih perawan, dan... blessss..
"Arghhh..." teriaknya nikmat namun kesakitan.
ternyata bernar, dia masih perawan. "bentar mas.. sakit.. aw" pintanya.
sayapun mengehentikan aksi saya sejenak.
"lagi mas" pintanya lagi.

dan pada saat itu saya benamkan seluruh burung saya kedalam vaginanya.
berayun berirama keluar masuk dinding vaginanya yang sangat becek dan semakin kencang saya mengocok terdengar sekali suara becek tersebut.
"Ahhh... ahh..ahhh.. emmm.. mas Dani.. ughhhh.."
desahan demi desahan tercipta dari bibir mungilnya.
"saya mau 'keluar'" saya berkata.

"lepasin mas, jangan didalam, berbaring yah" pintanya.
saya pun melepaskan kenikmatan pertamakali saya tersebut dan berbaring sesuai mintanya.
Sarah menghampiri penis saya dan mengocoknya secara telaten, sangat nikmat.
"mau keluar" kataku.

diapun berbalik badan berposisi 69, membuka mulutnya dan menghisap penisku.
Srott,,srottt,,sroooottttttttttttttttt
sperma keluar begitu nikmatnya sambil melihat vagina indah Sarah yang merekah setelah berhubungan itu persis dihadapan saya, indah sekali.
"saya mau mandi dulu y mas". katanya

sayapun mengiyakan namun hanya terbaring lemas seperti dikuras habis tenaga, seselesainya 'pertandingan' dengan AI yang memakan waktu lebih dari 20menit. sayang dia tidak mempersilahkan saya menuju ronde kedua.

diapun beranjak dari kamar saya dan mandi.

seorang AI bisa sangat telaten berhubungan intim, padahal dia masih perawan. kok bisa yah? tanyaku dalam hati

ternyata menurut pengakuannya, dia sering melihat saya menonton BF dan ikut memperhatikan dan itu membuatnya sangat terangsang untuk berhubungan, dan berkeinginan untuk menirukannya pada malam itu.

keperjakaan sayapun hilang seiring hilangnya keperawanan AI saya yang cantik dan langsing. namun tak disesali karena kenikmatan pertama saya sangatlah luarbiasa (menurut saya).
di lain haripun kami sering melakukannya disaat rumah ditinggal para penghuni utama